Rabu, 18 Desember 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » » » » » Mau Buat Program ROHIS Kerja samalah dengan JT !

Mau Buat Program ROHIS Kerja samalah dengan JT !

Banyak sekali kasus dikalangan pelajar yang memilukan sampai merindingkan bulu roma, mulai bolos sekolah, tawuran antar pelajar, ngeseks bebas, pornografi, sampai durhaka sama ortu. Pihak sekolah yang dijadikan kambing hitam atas kejahatan yang dilakukan para pelajar. Maka bondong-bondong para guru di ingatkan kembali penanaman Imtaq dalam materi pelajarannya. Ditambah lagi kegiatan ekskul yang membutuhkan tenaga, waktu dan dana. 

Program pesantren kilat yang dilakukan oleh beberapa instansi pada bulan Ramadhan 3 hari 3 malam, tidak memberikan kesan menambah ketaatan pelajar dalam Imtaq. Bahkan menjadi ajang perkenalan remaja putra dan putri dalam pergaulan bebas. Program menghabiskan biaya tidak sedikit dan hasilnya tidak signifikan dengan kearah yang diharapkan. Masalahnya klasik, honorium tenaga yang kurang besarlah dan program yang hanya cuap-cuap dan gelak tawa belaka.

Ketika program Rohis dilaksanakan, kembali pendanaan yang menjadi dilema dilapangan ditambah lagi tenaga guru yang tidak siap untuk bersifat sebagai dai. Maka solusinya Kerja samalah dengan Jamaah Tabligh !. Meskipun tidak memiliki nama resmi, symbol dan ciri-ciri sebagaimana lazimnya organisasi. Tapi sistem didalam jamaah tabligh sangat solid, efisien, dinamis dan accountable. Program Jamaah Tabligh selain bersilaturrahmi juga menghidupkan amalan masjid sebagai sarana penting untuk menciptakan jiwa yang beriman.

Pihak sekolah seharusnya bisa mencermati dengan adanya kerjasama dengan Jamaah Tabligh maka masalah pembiayaan akan terselesaikan karena tidak ada anggota Jamaah Tabligh yang meminta upah, bahkan mereka memberi bantuan dengan berkhidmat keperluan konsumsi. Karena setiap minggu Jamaah Tabligh selalu bermusyawarah terhadap hasil kerja dan di forum inil pula semua keperluan di musyawarahkan. Programnya pun lebih lengkap bukan sekedar teori belaka tetapi langsung praktik. Mulai dari adab sunnah sehari-hari misalya adab WC, wudhu, mandi, shalat berjamaah, bahkan mendetail dengan muzakarah adab kepada orang tua, guru dan menjadi siswa yang berprestasi. Belum lagi amalan full 24 jam terjaga. Lihat contoh Program disini.

Seharusnya sekolah bisa mencontoh program yang telah dibuat oleh Kadiv Humas Polda SUMUT, Baharuddin Jafar yang bekerjasama dengan jamaah tabligh untuk memberikan pencerahan keimanan kepada anggotanya. Memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk meluangkan waktu atas perkara agama. Kadiv Humas Polda SUMUT mungkin sudah memahami banyaknya kesalahan, pelanggaran disiplin yang dilakukan  oleh aparat walaupun sudah di beri hukuman tetap tidak mendatangkan efek jera. Karena masalahnya adalah dari dalam, maka harus di obati dari dalam. Lagi-lagi masyarakat berprasangka miring ketika ada jemaah polisi yang gerak dari mesjid kemesjid bersama jamaah tabligh dengan anggapan polisi sedang mengintelin teroris. (pusing deh..)

Apabila kita tilik masalah kenakalan remaja pun begitu, pihak sekolah telah melakukan tindakan disiplin dengan memberikan sanksi sesuai dengan aturan sekolah tetap tidak mendatangkan efek jera bagi siswa bahkan kenakalan remaja semakin bertambah. Masalah asas dari kenakalan adalah dari dalam maka perlu pengobatan dari dalam juga. Dengan mengikutkan siswa dalam program tabligh dengan TERTIB maka kenakalan remaja akan bisa diminimalisir bahkan apabila dilakukan dengan istiqomah kenakalan tersebut bisa berubah menjadi kebaikan.

Dalam Tabligh ada program usaha atas pelajar, usaha atas masturah, usaha atas haji, usaha atas khawas, usaha atas rumah sakit, usaha atas lembaga pemasyarakatan dan bahkan usaha ke daerah terpencil yang belum ada umat disana tapi selalu digunakan oleh orang untuk hanya singgah atau rekreasi. Sehingga jika sekolah mau bekerjasama dengan jamaah tabligh  pasti akan terjadi sinkronisasi. Jamaah tabligh tidak menginginkan keuntungan dunia yang mereka harapkan adalah ridha Allah SWT. Itu dapat dilihat dari kesiapan mereka menghendel kerja dawah yang bermula dari mesjid tanpa membicarakan upah.


Tulisan ini bukan untuk memunculkan pamoritas sebuah jamaah atau seorang  individu, tetapi begitulah yang telah dialami penulis selama melaksanakan program ROHIS disekolah hampir 3 tahun. Banyak manfaat yang telah dirasakan, mulai dari bantuan materiil ataupun tenaga. Bayangkan, keberangkatan jemaah pelajar ketika menghadiri ijtima pelajar se-Sumut di UISU kemaren sebanyak hampir 50 orang yang dibagi menjadi lima rombongan ke lima mesjid. Jika diharapkan dari sekolah dari mana biaya yang mau dikeluarkan untuk itu ?,  Sementara program mau dijalankan, berkat bantuan Jamaah Tabligh program Rohis itikaf 3 hari alhamdulillah berjalan mulus dan mendatangkan kesan kebaikan kepada siswa. Baca disini kisahnya

Sedikit ilustrasi pengeluaran keberangkatan kemaren :
1. Ongkos nasik  KA Rp. 15.000.- / orang  x 50 orang = Rp. 750.000.-
2. Makan  Pagi, Siang, Malam Rp. 30.000.-/orang  x 50 orang x 3 hari = Rp.  4 500.000.
3. Snack plus buah Rp. 50.000.- perhari x 3 hari x 5 mesjid  = Rp. 750.000.-
4. Ongkos Bus Medan Jaya dari Medan Ke Air Batu Rp. 40.000.-/ orang x 50 orang = Rp. 2 000.000.-
5. Ongkos dari Air Batu ke Tanjungbalai (Naik Angkot)  Rp.10.000 / orang x 50 orang = Rp. 500.000.-

T O T A L = 1 + 2 + 3 + 4 + 5
T O T A L = Rp. 750.000.- + Rp.  4 500.000. + Rp. 750.000.- + Rp. 2 000.000.- + Rp. 500.000.- = Rp. 8 500.000.- ( Delapan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

Biaya Transport yang dikumpul dari siswa Hanya Rp. 50.000.- / x 50 orang = Rp. 2 000.000.-
Jika hendak melihat pemimpin yang akan datang lihatlah pelajar hari ini, jika pelajar buruk maka pemimpin yang akan datang pun akan buruk pula. Kedepan mereka akan menjadi pemimpin, minimal mereka akan menjadi pemimpin di keluarga mereka sendiri. Kata Penanggungjawab Pelajar Indonesia ketika Ijtima di UISU Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar